PENGARUH DOSIS BITRICHOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI (CAPSICUM ANNUM L.) DI PENYEMAIAN

Cabai merah merupakan jenis sayuran yang penting di Indonesia, baik sebagai komoditas yang dikonsumsi dalam negeri maupun sebagai komoditas ekspor, (Harpenas dan Darnawan, 2001). Produktivitas cabei merah di Indonesia masih rendah karena yaitu, 7,34 ton\ha. Padahal potensi hasil sebenarnya mampu mencapai 12 ton/ha. Hal ini juga disebabkan kebutuhan akan cabai meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk memenuhi kebutuhan dan produksi tersebut tersebut, maka dilakukan melalui intensifikasi maupun eksintifikasi, (Muharam, 2005).
Salah satu komponen penting dalam program intensifikasi adalah pemupakan. Pada dasarnya pupuk terbagi dua yaitu, pupuk organik dan pupuk anorganik. Pada umumnya petani
dalam melakukan budidaya tanaman akan menggunkan pupuk anorganik, karna praktis dalam aplikasinya dan memberikan efek yang labih cepat pada tanaman. Penggunaan secara intens
dan terus menerus justru memberikan efek negative yang cukup signifikan, termasuk pada lingkungan., salah satunya adalah degradasi lahan dan terjadinya ledakan hama. Untuk itu dilakukan upaya untuk mensubtitusi penggunaan pupuk anorganik menjadi pupuk organic dalam hal ini pemanfaatan BiTrichompos. Pentingnya bahan organic ini tidak terlepas dari kemampuannya menyediakan nutrisi untuk tanaman, khususnya pada penyemaian/pembibitan, sehingga akan membatu bagi peningkatan produksi, baik secara kualitas maupun kuantitas serta tetap menjaga kelestarian lingkungan. Pembibitan ini menjadi penting dan memerlukan penanganan khusus karena langkah awal baik tidaknya pertumbuhan tanaman
nantinya. Pertumbuhan tanaman yang optimal dapat di pengaruhi oleh jumlah kandungan hara organik yang terdapat di dalam tanah. Upaya yang dapat di lakukan untuk
Peningkatkan kandungan bahan organik di dalam tanah yaitu dengan pemberian pupuk BiTricompos.