Produksi beton pasir laut dan air laut dengan rasio kuat tekan terhadap kuat tarik belah Teknologi self compacting concrete dan serat baja di Daerah pesisir dan pulau-pulau terisolir

Agregat penyusun beton yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari agregat halus bersumber dari pasir laut, dan agregat kasar bersumber dari batu pecah. Air pancampuran yang digunakan pada penelitian ini yakni air laut yang bersumber dari laut, menunjukkan bahwa kandungan Cl-
(klorida) lebih mendominasi larut air maksimum dalam beton berdasarkan SNI 2487-2013 adalah 1% dari berat semen. Tingkat kelecakan ini dipengaruhi oleh komposisi campuran, kondisi fisik dan jenis bahan pencampurnya. Beton segar dengan fraksi volume serat baja memenuhi nilai slump
rencana 10 ± 2,5 cm, meskipun demikian semakin besar fraksi volume serat baja nilai slump beton segar mengalami penurunan, menunjukkan bahwa beton segar tanpa dan dengan perkuatan serat baja mampu menyatu dengan baik dan tidak terjadi segregasi. Hal ini disebabkan karena serat baja
menambah gesekan antara sesama material kasar sehingga mengurangi kemampuan pengaliran. Pemeriksaan berat satuan beton dilakukan untuk mengetahui jenis beton termasuk beton normal atau beton ringan. memperlihatkan bahwa semakin besar fraksi volume serat baja pada campuran beton, maka berat satuan beton akan semakin berkurang, namun besarnya persentase serat baja tidak mengubah jenis beton menjadi beton ringan karena berat volume beton ringan antara 1140
– 1840 kg/m3 (SNI 03-2847-2013).