ANALISIS PERILAKU BERKENDARA TERHADAP KESELA MATAN BERLALU LINTAS (STUDI KASUS : REMAJA SISWA-SISWI SMA/SMK DI KOTA PAREPARE)

ANDI ZULHIDA. (Analisis Perilaku Berkendara Terhadap Keselamatan Berlalu Lintas (Studi Kasus: Remaja Siswa-Siswi SMA/SMK Di Kota Parepare)). (dibimbing oleh Hakzah dan Muh. Jabir).Kota Parepare memiliki luas 99.33 km2 dengan jumlah penduduk 157.442 jiwa dengan rincian 78.321 laki-laki dan 79.121 perempuan (Sumber:Dinas kependudukan dan pencatatan sipil, 2023). Sepeda motor banyak dipilih masyarakat sebagai moda angkutan karena kemudahan aksesnya dan lebih terjangkau, namun meningkatanya kepemilikan sepeda motor tidak diimbangi dengan meningkatnya kesadaran keselamatan lalu lintas. Tercatat pada tahun 2022 terjadi sebanyak 171 kasus kecelakaan dan 20 orang meninggal dunia sejak periode
tahun 2021-2022 (Tribun-Timur 2023). Oleh sebab itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik personal, perilaku tidak aman pada remaja pengendara bermotor roda dua yang terkait dengan kesalahan,
penyimpangan, pelanggaran dan tingkat pemahaman tentang rambu lalu lintas. Agar dapat mengidentifikasi dampak yang dihasilkan terhadap keselamatan berkendara yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas pengguna roda
dua. Dengan melakukan analisis korelasi hubungan antara variabel menggunakan analisis AMOS.Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik demografi remaja siswa-siswi
SMA/SMK di Kota Parepare mayoritas berumur 17 tahun berjumlah 132 (44%), berjenis kelamin perempuan 161 (54%) dan berjenis kelamin laki-laki 139 (46%) dari total 300 responden, yang tidak memiliki SIM C sebanyak 272 (91%), pengalaman berkendara selama 3-4 tahun berjumlah 113 (38%), yang memiliki riwayat kecelakaan 191 (64%), tingkat kecelakaan ringan 83 (43%),sedang76 (40%) dan berat sebanyak 32 (17%), riwayat terkena razia/ditilang polisi 121
(40%), jenis pelanggaran yang dilakukan sehingga terkena razia/ditilang polisi antara lain tidak memiliki SIM C 117 (37%), tidak menggunakan helem 111 (35%), sperpat kendaraan tidak lengkap 35 (11%), melanggar rambu lalu lintas 21 (7%), menggunakan kenalpot racing 19 (6%) dan berbonceng >12 (4%). Kemudian hasil uji hipotesis meunjukan bahwa pelanggaran
berkendara berpengaruh sebesar 0,033, kesalahan berkendara berpengaruh sebesar 0,000, penyimpangan berkendara Berpengaruh sebesar 0,000 dan pengetahuan rambu berpengaruh signifikan terhadap keselamatan berkendara sebesar 0,042.
Kesalahan dan Penyimpangan terhadap keselamatan berkendara melalui variabel intervening perilaku aman berpengaruh signifikan sebesar 0,025 dan 0,048. Namun ada dua yang tidak signifikan melalui variabel intervening perilaku aman
dikarenakan nilai C.R tidak menunjukkan nilai > 1,960, iyaitu variabel pelanggaran sebesar 1,412 dan vaeiabel pengetahuan rambu sebesar 1,344